Rock Climbing

Friday 1 July 20110 komentar

Mengenal Rock Climbing

Pada dasarnya, rock climbing adalah teknik pemanjatan tebing batu yang memanfaatkan cacat batu tebing (celah atau benjolan) yang dapat dijadikan pijakan atau pegangan untuk menambah ketinggian dan merupakan salah satu cara untuk mencapai puncak. Ciri khas rock climbing adalah prosedur dan perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan, juga prinsip dan etika pemanjatan.
  • Sejarah Rock Climbing

Pada awalnya rock climbing lahir dari kegiatan eksplorasi alam para pendaki gunung dimana ketika akhirnya menghadapi medan yang tidak lazim dan memiliki tingkat kesulitan tinggi, yang tidak mungkin lagi didaki secara biasa (medan vertical dan tebing terjal). Maka dari itu lahirlah teknik rock climbing untuk melewati medan tersebut dengan teknik pengamanan diri (safety procedur). Seiring dengan perkembangan zaman rock climbing menjadi salah satu kegiatan petualangan dan olahraga. Ada informasi tentang sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville yang mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097mdpl) di kawasan Vercors Massif pada tahun 1492. Tidak jelas benar tujuan mereka, tetapi yang jelas, beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di pegunungan Alpen diketahui adalah para pemburu Chamois (sejenis kambing gunung). Jadi pemanjatan mereka kurang lebih dikarenakan oleh faktor mata pencaharian.
Pada tahun 1854 batu pertama zaman keemasan dunia pendakian di Alpen diletakan oleh Alfred Wills dalam pendakiannya ke puncak Wetterhorn(3708 mdpl). Inilah cikal bakal pendakian gunung sebagai olah raga. Kemudian padatahun-tahun berikutnya barulah terdengar manusia-manusia yang melakukan pemanjatan tebing-tebing di seluruh belahan bumi.
Lalu pada tahun 1972 untuk pertama kalinya panjat dinding masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu didemonstrasikan dalam olimpiade Munich.
Baru pada tahun 1979 olah raga panjat tebing mulai merambah di Indonesia. Dipelopori oleh Harry Suliztiarto yang memanjat tebing Citatah, Padalarang. Inilah patok pertama panjat tebing modern di Indonesia.



  • Taktik Pemanjatan

Dalam rock climbing ada dua taktik pemanjatan, yaitu Himalayan Tactic dan Alpin Tactic

a. Himalayan Tactick

Himalayan Tactic adalah taktik pemanjatan tebing dengan cara menghubungkan antara base camp dengan tim pemanjat melalui tali.Perlengkapan dan logistik bisa dikirim secara estafet dari base camp ke tim pemanjat.

b. Alpin Tactic

Alpin Tactic adalah taktik pemanjatan tebing tanpaberhubungan lagi dengan base camp. Semua kebutuhan tim (peralatan dan logistik)tim pemanjat dibawa terus oleh tim pemanjat.
Seorang pemanjat tebing dituntut untuk berani, teliti dan berkemampuan menganalisa tinggi, yaitu berpikir dan bertindak cepat dan tepatpada saat kritis. Pemanjat tebing wajib memiliki mental baja dan ketahanan fisik yang besar. Selain itu juga harus memiliki kelenturan tubuh, dan penguasaan teknik yang benar. Karena hal-hal itu merupakan dasar dari panjat tebing.
  • Penambatan

Penambatan adalah proses tahapan pemanjatan untuk melanjutkan pitch berikutnya (1 etape pemanjatan) atau berganti leader. Syarat penambatan :
a) Memiliki 2 atau lebih pengaman yang bernilai emas.
b) Menggunakan carrabiner screw untuk menambat.
c) Simpul yang dipakai adalah simpul jerat/tambat (untuk pengaman ke tubuh) dan diback up oleh simpul delapan ganda.

Creatif By : Unknown | Catatan kang-soerip

Anda sedang membaca artikelRock Climbing. Jika anda ingin sebarluaskan artikel ini, mohon sertakan link sumber secara lengkap , Untuk lebih jelasnya silahkan lihat Aturan Copy-Paste berikut, Bagi Yang ingin bertukar link silahkan pilih menu Link Sahabat. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Terimakasih
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Lintas-Berita | Indonesia Blogger | Mas Template
Copyright © 2009-2013. Catatan Kang-Soerip - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website | Last modified k4ng-s03rip
Proudly powered by Blogger