Catatan-Kang Soerip
Dan di atas sana Tuhan tersenyum puas… sebab inilah yang Dia kehendaki; Dia ingin setiap manusia menanggung sendiri tanggungjawab atas hidupnya. Sebab dalam analisis akhir nanti, bukankah Dia telah memberikan anugerah terbesar kepada anak-anakNya yaitu kemampuan untuk memilih dan menentukan tindakan-tindakan mereka. (Paulo Coelho)Alam semesta adalah sejarah masa lalu, bagian masa depan dan masa kini sekaligus. Alam semesta merupakan warisan dari generasi masa lalu, wasiat bagi generasi masa depan dan tanggungjawab kita di masa sekarang. Karena itu manusia mesti kembali melihat dirinya sebagai bagian besar dari ciptaan Tuhan, dan memandang alam bukan lagi sebagai alat atau benda, tetapi sebagai anugrah Tuhan. Anugrah Tuhan harus disyukuri dan bukan malah dirusak. Merusak anugrah Tuhan berarti melukai perasaan Tuhan penciptanya.
Visi lingkungan adalah kesadaran akan tanggungjawab manusia. Manusia menjadi sadar bahwa apa yang menjadi pilihan tindakannya berpengaruh bagi lingkungan sekitarnya. Pengaruh itu sedemikian besar karena jumlah manusia di dunia ini begitu besar. Maka manusia terus mencari jawaban bijak untuk menyelesaikan persoalan lingkungan.
Visi lingkungan memberi penegasan bagi manusia untuk mencintai kehidupan. Bukankah semakin ciptaan ini diteliti oleh para ilmuwan ternyata alam ini menunjukkan segala keindahannya. Maka keindahan alam semesta itu tidak untuk dirusak dan dimanfaatkan sembarangan saja. Cinta menjadi unsur kehidupan yang juga dirindukan alam semesta. Mencintai kehidupan menjadi visi manusia masa depan. Mari kita membuat dunia kita semakin indah dan aman untuk didiami.
“Kalau engkau mendambakan sesuatu, alam semesta juga pasti akan bekerja sama membantumu memperolehnya.”
(Paulo Coelho, the Alchemist)
Post a Comment